Saturday, October 26, 2013

Self oriented : Antara Organisasi dan Akademik





Berbicara akademik dalam masa kuliah, pikiran kita bisa jadi mengarah ke IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) IPK tinggi pasti diidamkan hampir semua mahasiswa.  Ya..  dimata sebagian orang IPK ini seakan akan menjadi pilar masa depan mereka. Ya, memang IPK itu penting. IPK menunjukkan hasil pembelajaran kita selama di perkuliahan. Tetapi IPK tinggi tak menjamin masa depan yang cerah... ya, IPK hanya mengantarkan kita sampai pada bagian wawancara. Dimana selanjutnya, seleksi alam lah yang menentukan apakah kita pantas menduduki jabatan yang kita impikan. Jabatan yang tidak hanya menuntut kita untuk mempunyai IPK tinggi.. tetapi juga kemampuan kemampuan dasar dalam mengelola hidup kita, mengelola hal lain, dan bekerja sama dengan orang banyak. Yang bisa dikatakan sebagai soft skills.

Banyak mahasiswa ‘Galau’ ya.. kenapa masih galau? Ketika terjadi polarisasi antara akademik dan organisasi, banyak mahasiswa yang ‘ketakutan’ akan dampak berorganisasi bagi nilai akademis mereka.

Hal ini wajar, mengingat kiprah di bidang organisasi, tentunya menuntut totalitas, dan juga waktu mahasiswa untuk ikut berkontribusi dalam organisasi tersebut. Ketika fokus akademis itu terburamkan oleh aktifitas lain yang berkaitan dengan organisasi, bisa jadi nilai akademis akan menurun. Tetapi tidak semua aktifitas organisasi ini mengakibatkan IPK turun, banyak mahasiswa senior yang membuktikan diri bahwasanya mereka tetap bisa berkontribusi dalam organisasi tanpa mengabaikan nilai akademis mereka.

“Ini bukan soal memilih fokus antara organisasi atau akademis.. tetapi bagaimana cara kita mengatur, memanajemen semua aktifitas kita di perkuliahan”

Tentunya akademis dan organisasi, keduanya mempunyai peran dan manfaat penting bagi mahasiswa. Haruskah kita fokus pada salah satunya? Atau memilih keduanya, dan mengorbankan salah satu diantara mereka? Tanyakan ini pada diri anda sendiri.

Sesungguhnya, saat kita mengikuti akademis dengan baik, kita akan mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan baru yang lebih luas, yang bisa dikatakan sebagai hard skills. Dan disaat mengikuti organisasi banyak sekali pengalaman pengalaman serta kemampuan yang kita dapatkan dan hal ini disebut sebagai soft skills. Hal ini terkait dengan manajemen diri kita dalam mengelola sesuatu, entah mengelola diri sendiri, mengelola waktu, uang, dan mengelola kerja sama dengan orang lain

Jika kita hanya mempunyai bekal hard skills, apakah kita dapat survive, bertahan hidup dalam arus zaman yang selalu berubah secara dinamis di era globalisasi ini? Tentu saja tidak. We need balance guys! Yap.. keseimbangan antara hard skills dan soft skills.

Saat kita mempunyai penelitian, dan menghasilkan inovasi baru tentunya publik harus tahu.. bagaimana caranya? Presentasi/publikasi adalah salah satu caranya, tetapi disaat peneliti tersebut tidak dapat menyampaikan keilmuannya dengan baik. Tentunya akan sulit dipahami.. disinilah peran soft skills.

Back to the topic, polarisasi antara organisasi dan akademik. Selain hal tersebut, banyak sekali faktor yang membuat mahasiswa tidak ingin berorganisasi. Ya, paradigma mahasiswa saat ini adalah “bagaimana saya bisa cepat lulus dan cepat bekerja” menganut prinsip ekonomi klasik dimana mengorbankan sesuatu sekecil – kecilnya tetapi mendapatkan hasil yang sebesar – besarnya. Paradigma ini membuat mahasiswa seakan lupa akan jati dirinya, sebagai seorang “Agent Of Change” sebagai seorang social control. Pola pikir mereka terkesan individualis, dimana yang dipikirkannya adalah tentang dirinya, tentang masa depannya.. bukan tentang RAKYAT.

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwasanya mengabdi kepada rakyat adalah tanggung jawab mahasiswa, hal ini bahkan tertuang dalam tridharma perguruan tinggi.

Mari kita renungkan bersama.. apa yang sudah kita lakukan untuk negeri ini?

 Apa yang sudah kita lakukan untuk rakyat ini?

Apakah diri ini masih individualis?

Apakah masih memikirkan diri sendiri dan angan – angan tentang masa depan?

Sesungguhnya, negeri ini butuh kita!

Negeri ini butuh pemuda pemudi penggebrak rakyat Indonesia...

Sebagai mahasiswa, kita dapat berperan aktif dengan memberikkan solusi – solusi atas permasalahan dan realita yang terjadi di ibu pertiwi ini, solusi konkret, solusi aplikatif, tidak hanya sekedar teoritis.. tetapi praktikal juga. Bahkan, kita dapat terjun langsung kepada masyarakat, untuk melihat realita kehidupan yang sesungguhnya dan ikut berpartisipasi dalam membangun negeri dan memajukkan bangsa tercinta kita, BANGSA INDONESIA.






No comments:

Post a Comment