Anarkis.. tidak teratur.. kaum
terdidik kah itu? Ketika aksi yang kami lakukan menuai cercaan, menuai opini
publik yang bersifat negatif “ngapain sih pake ngelakuin aksi kaya gitu? Kalian
itu kaum terdidik, tugas kalian belajar!” belajar? Ya itulah tugas pokok kami..
menulis aspirasi, menuliskan kajian.. menulis keluh kesah kita akan sesuatu
yang mengganjal di hati tentang republik ini, tentang rakyat Indonesia..
Ketika segala sesuatu
dipolitisasi, ketika segala sesuatu disisipi kepentingan pribadi.. kebijakan
itu tak berpihak pada kami.. ya kami “RAKYAT INDONESIA” sebagai mahasiswa,
haruskah kami diam? menjadi pengamat, berusaha menemukan solusi konkret, solusi
yang bukan hanya teoritis, tetapi juga aplikatif, yang akhirnya kami torehkan
dalam sebuah tulisan.. yang kami tujukan pada elit politik negeri ini yang
duduk dalam kursi birokrasi.. dan hanya terabaikan begitu saja...
Ketika kami menyuarakan aspirasi kami.. dan hanya dianggap angin lalu.. haruskah kami terdiam begitu saja? Membiarkan
para elit politik itu mengatur semua, menginjak kepentingan rakyat Indonesia..
Tentu saja TIDAK!
Ketika aksi menjadi ujung tombak
negosiasi.. kami hadir.. bersatu padu menyuarakan aspirasi kami.. berharap
bahwasanya para elit politik negeri ini bisa mendengar keluh kesah kami.. bisa
menciptakan keadilan, dan kebijakan yang pro rakyat..
Kami melakukan aksi, kami sadar
bahwa kami adalah mahasiswa sebagai “AGEN PERUBAHAN BANGSA” sebagai social
control, kami hadir menyuarakan aspirasi, berharap justisia ditegakkan dinegeri
ini, dengan mimpi kesejahteraan bisa tercipta di negeri ini. Kami sadar, kami tidak mempunyai kuasa.. kami
tidak mempunyai wewenang untuk membuat kebijakan.. ya kalian lah para elit
politik yang berhak mengatur ibu pertiwi ini.
Tentunya kami mempunyai harapan
besar, kalian bisa untuk membangun negeri ini ke arah yang lebih baik,
memajukan bangsa ini, mengangkat bangsa ini dari keterpurukan.. tetapi ketika
kalian membuat kebijakan yang membuat RAKYAT semakin terpuruk. Kami hadir,
menyuarakan aspirasi rakyat, mencoba dengan sepenuh hati kami, berjuang untuk
rakyat dengan harapan semua kebijkan itu berpihak pada kami, RAKYAT INDONESIA
Banyak yang berpikir negatif
tentang apa yang kami lakukan.. sebagai pemuda Indonesia, kami pun masih
belajar.. kami adalah kaum intelektual, paradigma masyarakat pada kami semua
adalah “mahasiswa itu tugasnya belajar! Perbaiki diri kalian dahulu, baru
berpikir tentang rakyat!” ya banyak yang meremehkan kami.
Dahulu, gaung pemuda pemudi
Indonesia sangat di elu elukan. Dimana aksi yang mereka lakukan dapat mengubah
negeri ini, negeri yang dulunya dijajah menjadi negeri yang merdeka. Tetapi sadarkah
kita, bahwasanya kita masih dijajah! Negeri ini masih dikuasai asing, bisa kita
ambil contoh beberapa perusahaan asing di bidang energi seperti freeport,
chevron, dan sebagainya.
Jika kita telisik, sesungguhnya
bangsa ini mempunyai potensi besar untuk membangun negeri ini, mengelola
segalanya sendiri. Hanya saja, kita masih belum sadar akan hal ini.
Pada momentum sumpah pemuda ini,
marilah kita PEMUDA PEMUDI INDONESIA satukan semangat! Semangat persatuan!
Semangat membangun negeri ini! Mari kita gaungkan kembali sumpah pemuda di
zaman globalisasi ini.. leburkan sekat diantara kita semua, anda pemuda sebagai
mahasiswa, sebagai seorang pekerja, atau apapun yang anda lakukan sekarang,
sesungguhnya anda mempunyai tanggung jawab besar dalam membuat perubahan di
negeri kita tercinta INDONESIA.
HIDUP MAHASISWA INDONESIA!!!
HIDUP PEMUDA INDONESIA!!!
HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!
No comments:
Post a Comment