Saturday, October 26, 2013

Ketika Aspirasi Terabaikan


Anarkis.. tidak teratur.. kaum terdidik kah itu? Ketika aksi yang kami lakukan menuai cercaan, menuai opini publik yang bersifat negatif “ngapain sih pake ngelakuin aksi kaya gitu? Kalian itu kaum terdidik, tugas kalian belajar!” belajar? Ya itulah tugas pokok kami.. menulis aspirasi, menuliskan kajian.. menulis keluh kesah kita akan sesuatu yang mengganjal di hati tentang republik ini, tentang rakyat Indonesia..
Ketika segala sesuatu dipolitisasi, ketika segala sesuatu disisipi kepentingan pribadi.. kebijakan itu tak berpihak pada kami.. ya kami “RAKYAT INDONESIA” sebagai mahasiswa, haruskah kami diam? menjadi pengamat, berusaha menemukan solusi konkret, solusi yang bukan hanya teoritis, tetapi juga aplikatif, yang akhirnya kami torehkan dalam sebuah tulisan.. yang kami tujukan pada elit politik negeri ini yang duduk dalam kursi birokrasi.. dan hanya terabaikan begitu saja...


Ketika kami menyuarakan aspirasi kami.. dan hanya dianggap angin lalu.. haruskah kami terdiam begitu saja? Membiarkan para elit politik itu mengatur semua, menginjak kepentingan rakyat Indonesia.. Tentu saja TIDAK!

Ketika aksi menjadi ujung tombak negosiasi.. kami hadir.. bersatu padu menyuarakan aspirasi kami.. berharap bahwasanya para elit politik negeri ini bisa mendengar keluh kesah kami.. bisa menciptakan keadilan, dan kebijakan yang pro rakyat..

Kami melakukan aksi, kami sadar bahwa kami adalah mahasiswa sebagai “AGEN PERUBAHAN BANGSA” sebagai social control, kami hadir menyuarakan aspirasi, berharap justisia ditegakkan dinegeri ini, dengan mimpi kesejahteraan bisa tercipta di negeri ini.  Kami sadar, kami tidak mempunyai kuasa.. kami tidak mempunyai wewenang untuk membuat kebijakan.. ya kalian lah para elit politik yang berhak mengatur ibu pertiwi ini.

Tentunya kami mempunyai harapan besar, kalian bisa untuk membangun negeri ini ke arah yang lebih baik, memajukan bangsa ini, mengangkat bangsa ini dari keterpurukan.. tetapi ketika kalian membuat kebijakan yang membuat RAKYAT semakin terpuruk. Kami hadir, menyuarakan aspirasi rakyat, mencoba dengan sepenuh hati kami, berjuang untuk rakyat dengan harapan semua kebijkan itu berpihak pada kami, RAKYAT INDONESIA

Banyak yang berpikir negatif tentang apa yang kami lakukan.. sebagai pemuda Indonesia, kami pun masih belajar.. kami adalah kaum intelektual, paradigma masyarakat pada kami semua adalah “mahasiswa itu tugasnya belajar! Perbaiki diri kalian dahulu, baru berpikir tentang rakyat!” ya banyak yang meremehkan kami.

Dahulu, gaung pemuda pemudi Indonesia sangat di elu elukan. Dimana aksi yang mereka lakukan dapat mengubah negeri ini, negeri yang dulunya dijajah menjadi negeri yang merdeka. Tetapi sadarkah kita, bahwasanya kita masih dijajah! Negeri ini masih dikuasai asing, bisa kita ambil contoh beberapa perusahaan asing di bidang energi seperti freeport, chevron, dan sebagainya.

Jika kita telisik, sesungguhnya bangsa ini mempunyai potensi besar untuk membangun negeri ini, mengelola segalanya sendiri. Hanya saja, kita masih belum sadar akan hal ini.

Pada momentum sumpah pemuda ini, marilah kita PEMUDA PEMUDI INDONESIA satukan semangat! Semangat persatuan! Semangat membangun negeri ini! Mari kita gaungkan kembali sumpah pemuda di zaman globalisasi ini.. leburkan sekat diantara kita semua, anda pemuda sebagai mahasiswa, sebagai seorang pekerja, atau apapun yang anda lakukan sekarang, sesungguhnya anda mempunyai tanggung jawab besar dalam membuat perubahan di negeri kita tercinta INDONESIA.

HIDUP MAHASISWA INDONESIA!!!


HIDUP PEMUDA INDONESIA!!!

HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!

No comments:

Post a Comment