Winda Nurafiani
Fakultas
Biologi 13/349093/BI/9143
Peran mahasiswa yang fundamental dalam masyarakat secara
garis besar dapat digolongkan sebagai motor perubahan, sebagai agen pembaharu
yang diharapkan mampu berkontribusi dalam kemajuan bangsa, melakukan
pembaharuan dalam sistem yang ada. Salah satu bentuk nyata peran mahasiswa
adalah gerakan mahasiswa secara masif di Indonesia yang berujung pada bergulirnya
pemerintahan orde baru yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soeharto. Namun,
pada era sekarang ini, rasanya sudah tidak relevan lagi apabila implementasi peran
mahasiswa hanya sekedar demonstrasi seperti yang dilakukan pada masa lalu.
Implementasi peran mahasiswa di era modern ini, haruslah terarah dan berbasis
pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Semua elemen ini tentunya harus berjalan sinergis dan harmonis
dalam rangka merealisasikan tujuan, yaitu memajukan bangsa Indonesia. Selain
itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan pendampingan dalam rangka
upaya pemberdayaan masyarakat serta melakukan kontribusi nyata dengan disiplin
ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah agar bisa terimplementasikan bagi
masyarakat yang membutuhkan.
Dilain sisi, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis.
Berpikir kritis itu kebutuhan, kebutuhan bagi para mahasiswa agar lebih peka
dalam menghadapi dan merespons segala permasalahan dan dinamikanya pada
masyarakat Indonesia. Selama ini, respons tersebut ‘terikat’ pada aksi mahasiswa,
akan tetapi hal ini dapat terimplementasikan dalam bentuk lain, yang salah
satunya adalah keaktifan dalam menulis. Melalui keaktifan menulis pada berbagai
media, baik media cetak maupun media elektronik, kesejatian mahasiswa, sebagai seorang
pemikir dan calon pemimpin akan selalu terabadikan lewat tulisannya, dan bahkan
tulisan tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap orang lain, selain
itu dapat memberikan inspirasi kepada kaum lainnya baik tua maupun muda, karena
melalui tulisan segala aspirasi dapat teruraikan secara nyata. Akan tetapi
perlu digaris bawahi bahwasanya untuk menulis dibutuhkan kefaktualan, tidak
hanya sekedar opini – opini yang dapat membangun pola pikir baru yang mungkin
menyimpang. Untuk itu, regulasi menulis ini dapat dituangkan dalam penulisan
karya ilmiah, sebuah karya yang didapat dengan metode yang jelas, secara
sistematis, dan tentunya karya tersebut dapat dipercaya dan dipertanggung
jawabkan.
Terkait dengan peran mahasiswa, yang salah satunya adalah
bertanggung jawab dalam melestarikan dan mengembangkan potensi – potensi yang
ada di Indonesia, baik sumber daya hayati, budaya maupun ilmu pengetahuan lokal
yang belum tereksplorasi selama ini. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen
yang mengubah ‘oral tradition’ pada ilmu pengetahuan Indonesia. Hal tersebut
dapat dituangkan dalam karya ilmiah, mahasiswa dapat melegendakan pemikiran
mereka dan hasil riset baik mengenai sumber daya hayati, budaya maupun ilmu
pengetahuan lokal kedalam sebuah karya ilmiah. Dengan begitu, generasi yang
akan datang diharapkan dapat mewarisi ilmu berupa tulisan yang faktual dan
abadi.
Dengan semangat dalam melegendakan pengetahuan dan
kecerdasan intelektual dalam sebuah karya ilmiah, mahasiswa yang memiliki
integritas moral, kredibilitas sosial, dan profesionalitas keilmuan menempati
posisi fundamental yang siap mengawal setiap perubahan Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik, walaupun hanya dengan goresan tinta.
***
Daftar Pustaka
Al
Arifa, Nur Saudah. 2010. Sejarah Perjuangan dan Peran Mahasiswa dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Subdit
PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Nisa, Zahrotun. 2010. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control Pembangunan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Subdit
PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Prastowo,
Fuji Riang. 2010. Mengikis Eurosentrisme
Melalui Sikap Kritis Mahasiswa Berbasis Indigenious
Knowledge. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa
Universitas Gadjah Mada.
No comments:
Post a Comment