Saturday, November 16, 2013

Penulisan Karya Ilmiah: Goresan Tinta Abadi Untuk Generasi Masa Depan

Winda Nurafiani
Fakultas Biologi 13/349093/BI/9143

Peran mahasiswa yang fundamental dalam masyarakat secara garis besar dapat digolongkan sebagai motor perubahan, sebagai agen pembaharu yang diharapkan mampu berkontribusi dalam kemajuan bangsa, melakukan pembaharuan dalam sistem yang ada. Salah satu bentuk nyata peran mahasiswa adalah gerakan mahasiswa secara masif di Indonesia yang berujung pada bergulirnya pemerintahan orde baru yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soeharto. Namun, pada era sekarang ini, rasanya sudah tidak relevan lagi apabila implementasi peran mahasiswa hanya sekedar demonstrasi seperti yang dilakukan pada masa lalu. Implementasi peran mahasiswa di era modern ini, haruslah terarah dan berbasis pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Semua elemen ini tentunya harus berjalan sinergis dan harmonis dalam rangka merealisasikan tujuan, yaitu memajukan bangsa Indonesia. Selain itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif  dengan melakukan pendampingan dalam rangka upaya pemberdayaan masyarakat serta melakukan kontribusi nyata dengan disiplin ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah agar bisa terimplementasikan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Dilain sisi, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis. Berpikir kritis itu kebutuhan, kebutuhan bagi para mahasiswa agar lebih peka dalam menghadapi dan merespons segala permasalahan dan dinamikanya pada masyarakat Indonesia. Selama ini, respons tersebut ‘terikat’ pada aksi mahasiswa, akan tetapi hal ini dapat terimplementasikan dalam bentuk lain, yang salah satunya adalah keaktifan dalam menulis. Melalui keaktifan menulis pada berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik, kesejatian mahasiswa, sebagai seorang pemikir dan calon pemimpin akan selalu terabadikan lewat tulisannya, dan bahkan tulisan tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap orang lain, selain itu dapat memberikan inspirasi kepada kaum lainnya baik tua maupun muda, karena melalui tulisan segala aspirasi dapat teruraikan secara nyata. Akan tetapi perlu digaris bawahi bahwasanya untuk menulis dibutuhkan kefaktualan, tidak hanya sekedar opini – opini yang dapat membangun pola pikir baru yang mungkin menyimpang. Untuk itu, regulasi menulis ini dapat dituangkan dalam penulisan karya ilmiah, sebuah karya yang didapat dengan metode yang jelas, secara sistematis, dan tentunya karya tersebut dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan.
Terkait dengan peran mahasiswa, yang salah satunya adalah bertanggung jawab dalam melestarikan dan mengembangkan potensi – potensi yang ada di Indonesia, baik sumber daya hayati, budaya maupun ilmu pengetahuan lokal yang belum tereksplorasi selama ini. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen yang mengubah ‘oral tradition’ pada ilmu pengetahuan Indonesia. Hal tersebut dapat dituangkan dalam karya ilmiah, mahasiswa dapat melegendakan pemikiran mereka dan hasil riset baik mengenai sumber daya hayati, budaya maupun ilmu pengetahuan lokal kedalam sebuah karya ilmiah. Dengan begitu, generasi yang akan datang diharapkan dapat mewarisi ilmu berupa tulisan yang faktual dan abadi.
Dengan semangat dalam melegendakan pengetahuan dan kecerdasan intelektual dalam sebuah karya ilmiah, mahasiswa yang memiliki integritas moral, kredibilitas sosial, dan profesionalitas keilmuan menempati posisi fundamental yang siap mengawal setiap perubahan Indonesia menuju ke arah yang lebih baik, walaupun hanya dengan goresan tinta.


***
Daftar Pustaka

Al Arifa, Nur Saudah. 2010. Sejarah Perjuangan dan Peran Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Nisa, Zahrotun. 2010. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control Pembangunan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Prastowo, Fuji Riang. 2010. Mengikis Eurosentrisme Melalui Sikap Kritis Mahasiswa Berbasis Indigenious Knowledge. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.



No comments:

Post a Comment