Saturday, November 16, 2013

Kerangka berpikir ilmiah:
Berpikir Ilmiah, Kreatif, Inovatif, Implementasi Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change

Winda Nurafiani
Fakultas Biologi 13/349093/BI/9143

Sebagai insan intelektual dan calon pemimpin bangsa, mahasiswa dituntut untuk dapat berpikir ilmiah, berpikir secara kritis, dalam menghadapi segala dinamika persoalan di Indonesia. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan yang menggabungkan induksi dan deduksi (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan).  Berpikir Ilmiah merupakan kegiatan yang menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan suatu hal berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Sehingga hal tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dan diterima orang lain. Berpikir ilmiah juga harus melalui proses yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran. Dalam berpikir ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya. Yang didalamnya menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Satu hal yang menjadi garis bawah adalah kebenaran ilmiah tidak mutlak, melainkan bersifat sementara, relatif, metodologis, pragmatis, dan fungsionalis, dan epistemologis.
Sebagai insan akademis, potensi mahasiswa dapat dilihat dari aspek intelektualitas, kecerdasan, dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan selain menambah khasanah pengetahuan juga dapat memberikan bekal teoritis mapun praktis dalam merumuskan pemecahan masalah. Sehingga apabila seorang mahasiswa menghadapi suatu problematika yang belum pernah dihadapi sebelumnya, mahasiswa sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis untuk merumuskan solusi – solusi untuk memecahkan masalah dan tentunya solusi tersebut merupakan solusi yang konkret, membumi, aplikatif, dan bermutu, yang dapat direalisasikan dalam berbagai bentuk, salah satunya dalam bentuk riset, baik riset dalam bidang eksakta maupun non eksakta. Namun, semua itu harus tetap berpegang teguh pada penguasaan bidang keilmuan masing – masing, untuk kemudian dapat dilihat dari berbagai sudut pandang secara interdisipliner sehingga menghasilkan jalan keluar yang solutif.
Akan tetapi, peran yang dilakoni mahasiswa tidak selalu bersifat konseptual, tetapi juga harus bersifat praktikal, yang dapat direalisasikan dengan terjun langsung ke masyarakat. Namun, hal tersebut harus disadari oleh kerangka berpikir ilmiah. Mahasiswa dapat memulai aksinya dalam upaya penyelesaian masalah – masalah yang ada pada suatu daerah, yang dimulai dengan observasi berupa kegiatan pengamatan yang dilakukan untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi di daerah tersebut untuk kemudian dapat ditarik sebuah hipotesa, yang kemudian akan diuji melalui eksperimen dan kemudian dapat ditarik kesimpulan yang dapat berupa solusi terhadap permasalahan tersebut. Seorang mahasiswa yang cerdas, adalah seorang mahasiswa yang dapat mengubah sebuah permasalahan menjadi potensi besar. Sebagai contoh, dalam sebuah daerah terdapat potensi sumber daya alam berupa singkong, apabila komoditi singkong ini hanya dijual dalam bentuk singkong tentu saja nilainya tidak terlalu tinggi, ditambah lagi jumlah produksi komoditi ini melimpah dan sering kali hasil  komoditi ini melebihi permintaan pasar. Implikasinya, kelebihan singkong ini akan terbuang percuma. Sebagai mahasiswa, kita dapat berkontribusi dengan jalan melakukan riset untuk membuat singkong ini bernilai “lebih” dan termanfaatkan secara maksimal. Mahasiswa dapat membuat produk olahan singkong  yang memiliki nilai jual tinggi misalnya gatot tiwul, selain itu hal ini juga mampu meningkatkan daya tahan produk itu sendiri. Implikasi positif lainnya yang didapat adalah terbukanya lapangan pekerjaan dalam produksi komoditi ini yang kemudian dapat mengurangi angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakaat daerah tersebut.
Berpijak dari narasi diatas, dapat ditarik konklusi bahwasanya mahasiswa sebagai agent of change, mempunyai peran besar untuk berkontribusi dalam membangun negeri ini, dan dapat diwujudkan dalam berbagai cara dimulai dari riset yang dilakukan baik eksakta dan non eksakta maupun terjun langsung ke dalam masyarakat sebagai bentuk realisasi terhadap Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun, untuk melakukan itu semua tentunya harus disadari oleh kerangka berpikir ilmiah, agar rencana yang ingin direalisasikan tidak terkesan serampangan dan dapat dipertanggung jawabkan.

***
Daftar Pustaka
Achmad, Fahmy Yanuar. 2010. Pergerakan, Potensi, dan Peran Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Bangsa. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
http://www.galeriilmiah.wordpress.com, tanggal 11 November 2013.

Nisa, Zahrotun. 2010. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control Pembangunan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.



No comments:

Post a Comment