Saturday, December 14, 2013
Thursday, December 12, 2013
Colored?
When I born, I Black,
When I grow up, I Black,
When I go in Sun, I Black,
When I scared, I Black,
When I sick, I Black
And when I die, I still Black. . .
And you White fella,
When you born, you Pink,
When you grow up, you White,
When you go in Sun, you Red,
When you Cold, you Blue,
When you scared, you Yellow
When you sick, you Green
And when you die, you Gray. . .
And you calling me Colored?
This poem nominated as The Best Poem in 2005 for The Anti Racism Festival 11th, in Yunani. This poem made by African Child Aly El Shaly. This poem gives the critical about racism.
So, are you still wanna call them colored?
When I grow up, I Black,
When I go in Sun, I Black,
When I scared, I Black,
When I sick, I Black
And when I die, I still Black. . .
And you White fella,
When you born, you Pink,
When you grow up, you White,
When you go in Sun, you Red,
When you Cold, you Blue,
When you scared, you Yellow
When you sick, you Green
And when you die, you Gray. . .
And you calling me Colored?
This poem nominated as The Best Poem in 2005 for The Anti Racism Festival 11th, in Yunani. This poem made by African Child Aly El Shaly. This poem gives the critical about racism.
So, are you still wanna call them colored?
Tuesday, November 19, 2013
Lejitkan Potensi, Bangun Karakter Indonesia Mandiri : Eksplorasi Biodiversitas Cermin Indonesia Unggul
Winda Nurafiani
Fakultas
Biologi 13/349093/BI/9143
Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan
biodiversitas. Kekayaan alam yang melimpah baik flora maupun fauna.
Biodiversitas ini merupakan suatu berkah dari Tuhan YME yang berpotensi untuk
dikembangkan, baik dalam bidang ilmu pengetahuan maupun bidang ekonomi. Negara
kita kaya akan sumber daya, banyak diantaranya yang belum tereksplorasi dan belum
dirasakan kebermanfaatannya secara maksimal untuk rakyat Indonesia. Sebagai
seorang pemuda, mahasiswa, seorang insan intelektual, hal ini merupakan sebuah
tanggung jawab besar, tanggung jawab untuk melejitkan potensi Indonesia dengan
jalan eksplorasi biodiversitas untuk mewujudkan Indonesia yang unggul. Sangat
disayangkan apabila kekayaan alam di Indonesia tak digali secara maksimal,
ditambah lagi apabila kekayaan alam itu justru lebih digali dan dimanfaatkan
oleh pihak – pihak asing. Banyak kasus yang terjadi di Indonesia, dimana banyak
investor asing yang menanamkan modal dalam sumber daya dan mengambil untung
yang terbilang sangat besar, sementara negara kita hanya mendapatkan untung
beberapa persen saja. Apabila negara Indonesia berani untuk mengambil langkah
kedepan, dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya alam Indonesia, tentu
saja negara kita bisa mendapatkan pemasukan negara yang besar, implikasinya
adalah kesejahteraan masyarakat Indonesia meningkat serta mengurangi tingkat
pengangguran di Indonesia. Selain dalam
bidang ekonomi, eksplorasi biodiversitas Indonesia sangatlah fundamental dalam
pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia memiliki 515 spesies mamalia (urutan kedua
dalam daftar mamalia dunia setelah Brazil), 3% di antaranya endemik, 511
spesies reptil (keempat dalam keragaman), 150 dari mereka endemik, 1.531
spesies burung (kelima), 397 dari mereka endemik, dan 270 spesies amfibi
(keenam), 100 dari mereka endemik, 75 spesies burung psittacine (pertama),
dengan 38 di antaranya endemik, dan 35 spesies primata (keempat). Negara ini
juga berada di posisi lima besar pada keanekaragaman tumbuhan dengan perkirakan
38.000 spesies tanaman, dan memimpin dunia dalam keanekaragaman palem dengan
477 spesies, 225 dari mereka endemik, dan memiliki lebih dari setengah dari 350
jenis pohon dipterocarpaceae, dengan 155 menjadi endemik di Kalimantan.
Indonesia juga menempati urutan belakang dari Brazil dan Columbia dalam
keragaman ikan air tawar, sekitar 1.400 spesies. Beberapa spesies ditemukan
hanya di abad ke-20. Tetapi sebagian besar spesies yang ada di Indonesia justru
ditemukan dan diteliti oleh pihak – pihak asing. padahal Indonesia sebagai
negara yang mempunyai biodiversitas itu seharusnya lebih ’concern’ terhadap
sumber daya.
Yang lebih menyedihkan lagi, banyak biodiversitas Indonesia yang belum
tereksplor dengan baik, pada akhirnya diteliti dan dipatenkan oleh pihak asing.
Indonesia hanya bisa merespon setelah hal tersebut terjadi, seakan acuh tak
acuh terhadap biodiversitas itu sebelum dicuri oleh pihak asing. Pencurian
biodiversitas ini bisa disebut sebagai biopiracy. Istilah ini memang masih
asing bagi kebanyakan orang awam, istilah biopiracy ini digunakan untuk
menjelaskan pencurian materi genetik atau bahkan pengetahuan tradisional dari suatu
negara untuk dimanfaatkan oleh negara lain tanpa mekanisme benefit yang jelas. Tidak ada MoU (Momerandum
of Understanding) dan kesepakatan yang jelas antar kedua negara. Hal ini
menjadi masalah yang cukup serius manakala menyangkut martabat dan kedaulatan
bangsa Indonesia.
Biopiracy dilakukan oleh pihak asing dengan berbagai macam cara, mulai dari
berpura – pura sebagai turis asing yang berlibur ke Indonesia, kerjasama penelitian,
dan bahkan pertukaran pelajar ke luar negeri. Sebagai contoh, pada saat terjadi
wabah flu burung, pihak asing mengambil materi genetik virus flu burung dari
Indonesia untuk kemudian diteliti untuk pengembangan vaksin. Setelah itu,
mereka memperbanyak vaksin dan menjual vaksin kembali ke Indonesia. Ini berarti
Indonesia
harus membayar atas produk yang
sebenarnya bersumber pada apa yang dimilikinya. Bahkan dalam kasus vaksin virus
flu burung kita harus membayar mahal
untuk memperoleh vaksin tersebut, padahal bahan genetik yang digunakan
dalam pembuatan vaksin tersebut berasal dari Indonesia. Bisa dibayangkan berapa
kerugian yang diderita negara kita? Sampel virus flu burung diambil secara
percuma, kemudian dijual kembali dan Indonesia harus menggelontorkan dana
miliyaran rupiah untuk vaksin ini.
Pemerintah sudah sepantasnya memberi kesempatan lebih
kepada peneliti Indonesia untuk berkembang dengan cara mempermudah akses dan
memberi sokongan dana untuk melakukan penelitian khususnya penelitian biodiversitas.
Agar kejadian semacam ini tidak akan terjadi lagi di Indonesia.
Apakah implementasi peran mahasiswa
dalam kasus biopiracy ini?
Sebagai
mahasiswa seharusnya terpanggil untuk
mendidik lingkungan sekitar, menumbuhkan kecintaan dan rasa kepemilikan
terhadap Indonesia, termasuk pada kekayaan alamnya. Karena tanpa disadari,
banyak kasus biopiracy dimana peran orang pribumi yang justru membantu pihak
asing dalam pengambilan sampel tersebut.
Faktor ketidaktahuan bisa disebut sebagai faktor utama terjadinya
biopiracy. Maka dari itu, komunikasi secara intensif berupa diskusi harus
dibangun baik di kalangan akademisi maupun di kalangan masyarakat umum. Kajian
dari berbagai disiplin ilmu harus terus digalakkan, karena dengan rasa
kepemilikan yang dipadukan dengan pengetahuan akan membuahkan solusi – solusi
yang aplikatif terhadap penanganan dan mitigasi dari biopiracy.
Lalu
apa yang kontribusi nyata yang dapat dilakukan oleh mahasiswa?
Kontribusi
nyata yang dapat kita lakukan sebagai mahasiswa adalah kenali kekayaan kita, bagaimana
caranya? Salah satu langkah perwujudannya adalah terdapatnya kelompok studi
yang bergerak dalam berbagai bidang, seperti Kelompok Studi Herpetologi,
Kelompok Studi Kelautan, Kelompok Studi Entomologi, BiOSC, dan sebagainya yang
terdapat di Fakultas Biologi. Melalui KS ini, mahasiswa dapat melakukan
inventarisasi terhadap kekayaan alam Indonesia, baik flora maupun fauna. Selain
inventarisasi, penelitian pun dilakukan, untuk kemudian dipublikasikan agar
biodiversitas ini terjaga kelestarian dan orisinalitasnya di Indonesia.
Publikasi merupakan hal yang sangat penting dilakukan dalam melakukan
penelitian, hal ini bisa menjadi pembuktian juga bahwasanya Indonesia dapat
meneliti dan mengelola biodiversitasnya secara mandiri dalam rangka mewujudkan
Indonesia yang unggul.
***
Daftar
Pustaka
Indonesia's
Biodiversity Will Be Gone in 30 Years, http://www.globalpolicy.org/component/content/article/212/45185.html
Saturday, November 16, 2013
Penulisan Karya Ilmiah: Goresan Tinta Abadi Untuk Generasi Masa Depan
Winda Nurafiani
Fakultas
Biologi 13/349093/BI/9143
Peran mahasiswa yang fundamental dalam masyarakat secara
garis besar dapat digolongkan sebagai motor perubahan, sebagai agen pembaharu
yang diharapkan mampu berkontribusi dalam kemajuan bangsa, melakukan
pembaharuan dalam sistem yang ada. Salah satu bentuk nyata peran mahasiswa
adalah gerakan mahasiswa secara masif di Indonesia yang berujung pada bergulirnya
pemerintahan orde baru yang kala itu dipimpin oleh Presiden Soeharto. Namun,
pada era sekarang ini, rasanya sudah tidak relevan lagi apabila implementasi peran
mahasiswa hanya sekedar demonstrasi seperti yang dilakukan pada masa lalu.
Implementasi peran mahasiswa di era modern ini, haruslah terarah dan berbasis
pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat. Semua elemen ini tentunya harus berjalan sinergis dan harmonis
dalam rangka merealisasikan tujuan, yaitu memajukan bangsa Indonesia. Selain
itu, mahasiswa juga dapat melakukan strategi investigatif dengan melakukan pendampingan dalam rangka
upaya pemberdayaan masyarakat serta melakukan kontribusi nyata dengan disiplin
ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah agar bisa terimplementasikan bagi
masyarakat yang membutuhkan.
Dilain sisi, mahasiswa dituntut untuk berpikir kritis.
Berpikir kritis itu kebutuhan, kebutuhan bagi para mahasiswa agar lebih peka
dalam menghadapi dan merespons segala permasalahan dan dinamikanya pada
masyarakat Indonesia. Selama ini, respons tersebut ‘terikat’ pada aksi mahasiswa,
akan tetapi hal ini dapat terimplementasikan dalam bentuk lain, yang salah
satunya adalah keaktifan dalam menulis. Melalui keaktifan menulis pada berbagai
media, baik media cetak maupun media elektronik, kesejatian mahasiswa, sebagai seorang
pemikir dan calon pemimpin akan selalu terabadikan lewat tulisannya, dan bahkan
tulisan tersebut dapat memberikan pengaruh besar terhadap orang lain, selain
itu dapat memberikan inspirasi kepada kaum lainnya baik tua maupun muda, karena
melalui tulisan segala aspirasi dapat teruraikan secara nyata. Akan tetapi
perlu digaris bawahi bahwasanya untuk menulis dibutuhkan kefaktualan, tidak
hanya sekedar opini – opini yang dapat membangun pola pikir baru yang mungkin
menyimpang. Untuk itu, regulasi menulis ini dapat dituangkan dalam penulisan
karya ilmiah, sebuah karya yang didapat dengan metode yang jelas, secara
sistematis, dan tentunya karya tersebut dapat dipercaya dan dipertanggung
jawabkan.
Terkait dengan peran mahasiswa, yang salah satunya adalah
bertanggung jawab dalam melestarikan dan mengembangkan potensi – potensi yang
ada di Indonesia, baik sumber daya hayati, budaya maupun ilmu pengetahuan lokal
yang belum tereksplorasi selama ini. Mahasiswa diharapkan mampu menjadi agen
yang mengubah ‘oral tradition’ pada ilmu pengetahuan Indonesia. Hal tersebut
dapat dituangkan dalam karya ilmiah, mahasiswa dapat melegendakan pemikiran
mereka dan hasil riset baik mengenai sumber daya hayati, budaya maupun ilmu
pengetahuan lokal kedalam sebuah karya ilmiah. Dengan begitu, generasi yang
akan datang diharapkan dapat mewarisi ilmu berupa tulisan yang faktual dan
abadi.
Dengan semangat dalam melegendakan pengetahuan dan
kecerdasan intelektual dalam sebuah karya ilmiah, mahasiswa yang memiliki
integritas moral, kredibilitas sosial, dan profesionalitas keilmuan menempati
posisi fundamental yang siap mengawal setiap perubahan Indonesia menuju ke arah
yang lebih baik, walaupun hanya dengan goresan tinta.
***
Daftar Pustaka
Al
Arifa, Nur Saudah. 2010. Sejarah Perjuangan dan Peran Mahasiswa dalam
Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Subdit
PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Nisa, Zahrotun. 2010. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control Pembangunan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Subdit
PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Prastowo,
Fuji Riang. 2010. Mengikis Eurosentrisme
Melalui Sikap Kritis Mahasiswa Berbasis Indigenious
Knowledge. Yogyakarta: Subdit PPKB Ditmawa
Universitas Gadjah Mada.
Kerangka
berpikir ilmiah:
Berpikir
Ilmiah, Kreatif, Inovatif, Implementasi Peran Mahasiswa sebagai Agent of Change
Winda Nurafiani
Fakultas
Biologi 13/349093/BI/9143
Sebagai
insan intelektual dan calon pemimpin bangsa, mahasiswa dituntut untuk dapat
berpikir ilmiah, berpikir secara kritis, dalam menghadapi segala dinamika persoalan
di Indonesia. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh pengetahuan
yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan yang menggabungkan induksi dan
deduksi (Jujun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan). Berpikir Ilmiah merupakan kegiatan yang menggunakan akal budi
untuk mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan suatu hal berdasarkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Sehingga hal
tersebut dapat dibuktikan kebenarannya dan diterima orang lain. Berpikir ilmiah
juga harus melalui proses yang panjang dan benar karena akan menyangkut kebenaran.
Dalam berpikir ilmiah seseorang harus memperhatikan dasar-dasarnya. Yang
didalamnya menyangkut apa, siapa, dimana, kapan, dan bagaimana. Satu hal yang menjadi garis bawah
adalah kebenaran ilmiah tidak mutlak, melainkan bersifat sementara, relatif, metodologis,
pragmatis, dan fungsionalis, dan epistemologis.
Sebagai
insan akademis, potensi mahasiswa dapat dilihat dari aspek intelektualitas,
kecerdasan, dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan selain menambah
khasanah pengetahuan juga dapat memberikan bekal teoritis mapun praktis dalam
merumuskan pemecahan masalah. Sehingga apabila seorang mahasiswa menghadapi
suatu problematika yang belum pernah dihadapi sebelumnya, mahasiswa sudah
memiliki bekal yang metodologis dan sistematis untuk merumuskan solusi – solusi
untuk memecahkan masalah dan tentunya solusi tersebut merupakan solusi yang
konkret, membumi, aplikatif, dan bermutu, yang dapat direalisasikan dalam berbagai
bentuk, salah satunya dalam bentuk riset, baik riset dalam bidang eksakta
maupun non eksakta. Namun, semua itu harus tetap berpegang teguh pada
penguasaan bidang keilmuan masing – masing, untuk kemudian dapat dilihat dari
berbagai sudut pandang secara interdisipliner sehingga menghasilkan jalan
keluar yang solutif.
Akan
tetapi, peran yang dilakoni mahasiswa tidak selalu bersifat konseptual, tetapi
juga harus bersifat praktikal, yang dapat direalisasikan dengan terjun langsung
ke masyarakat. Namun, hal tersebut harus disadari oleh kerangka berpikir ilmiah.
Mahasiswa dapat memulai aksinya dalam upaya penyelesaian masalah – masalah yang
ada pada suatu daerah, yang dimulai dengan observasi berupa kegiatan pengamatan
yang dilakukan untuk menemukan akar permasalahan yang terjadi di daerah
tersebut untuk kemudian dapat ditarik sebuah hipotesa, yang kemudian akan diuji
melalui eksperimen dan kemudian dapat ditarik kesimpulan yang dapat berupa
solusi terhadap permasalahan tersebut. Seorang mahasiswa yang cerdas, adalah
seorang mahasiswa yang dapat mengubah sebuah permasalahan menjadi potensi
besar. Sebagai contoh, dalam sebuah daerah terdapat potensi sumber daya alam
berupa singkong, apabila komoditi singkong ini hanya dijual dalam bentuk
singkong tentu saja nilainya tidak terlalu tinggi, ditambah lagi jumlah produksi
komoditi ini melimpah dan sering kali hasil
komoditi ini melebihi permintaan pasar. Implikasinya, kelebihan singkong
ini akan terbuang percuma. Sebagai mahasiswa, kita dapat berkontribusi dengan
jalan melakukan riset untuk membuat singkong ini bernilai “lebih” dan
termanfaatkan secara maksimal. Mahasiswa dapat membuat produk olahan
singkong yang memiliki nilai jual tinggi
misalnya gatot tiwul, selain itu hal ini juga mampu meningkatkan daya tahan
produk itu sendiri. Implikasi positif lainnya yang didapat adalah terbukanya
lapangan pekerjaan dalam produksi komoditi ini yang kemudian dapat mengurangi
angka pengangguran serta meningkatkan kesejahteraan masyarakaat daerah tersebut.
Berpijak
dari narasi diatas, dapat ditarik konklusi bahwasanya mahasiswa sebagai agent of change, mempunyai peran besar
untuk berkontribusi dalam membangun negeri ini, dan dapat diwujudkan dalam
berbagai cara dimulai dari riset yang dilakukan baik eksakta dan non eksakta
maupun terjun langsung ke dalam masyarakat sebagai bentuk realisasi terhadap
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Namun, untuk melakukan itu semua tentunya harus
disadari oleh kerangka berpikir ilmiah, agar rencana yang ingin direalisasikan
tidak terkesan serampangan dan dapat dipertanggung jawabkan.
***
Daftar Pustaka
Achmad, Fahmy Yanuar. 2010. Pergerakan, Potensi, dan
Peran Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Bangsa. Yogyakarta: Subdit PPKB
Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Definisi Berpikir Ilmiah. Galery
ilmiah diakses melalui
Nisa, Zahrotun. 2010. Mahasiswa sebagai Agent of Change dan Social Control Pembangunan Masyarakat Indonesia. Yogyakarta:
Subdit PPKB Ditmawa Universitas Gadjah Mada.
Monday, October 28, 2013
KEPEMIMPINAN ADA DI TANGAN PEMUDA MASA KINI!
Pemuda dengan semangat membara, dahulu..
Pemuda mengangkat senjata, memperjuangkan kemerdekaan untuk Indonesia
Pemuda dengan semangat membara, MASA KINI!
Pemuda sebagai pilar terdepan dalam perubahan bangsa Indonesia
Pada peringatan sumpah pemuda tahun 2013 ini, seluruh BEM Biologi, BEM KM UGM, dan BEM dari seluruh fakultas di Universitas Gadjah Mada menggelar aksi mahasiswa. Aksi yang berisi orasi dari seluruh pemuda serta teatrikal ini menarik perhatian para pengguna jalan dan media di sekitaran Bundaran UGM
Aksi yang berlangsung damai ini, ditujukan untuk membangkitkan kembali semangat sumpah pemuda di masyarakat.

Teatrikal yang ditunjukkan pada aksi mahasiswa ini, menggambarkan bahwasanya pemuda masa kini terpecah belah, ketidakpedulian pemuda masa kini sangat terasa.. dimana pemuda sekarang, bagaikan bangunan kokoh.. tetapi dengan pondasi yang rapuh. Mudah terbawa arus zaman, tak punya pendirian, lebih bangga dengan negara lain, individualis, dan sebagainya.
Pada momen peringatan sumpah pemuda ini, mahasiswa memberikan pesan. Bahwasanya, pemuda pemudi, siapapun anda, anda mempunyai peran besar dalam memajukan bangsa ini.
Ingatlah, sekecil apapun perubahan yang anda buat sangat berarti bagi negeri ini...

Dalam aksi ini, mahasiswa juga berharap agar pemuda sadar akan peran besarnya dalam memajukan bangsa ini. Karena suatu saat nanti, kita lah yang akan menjadi Pemimpin di Ibu pertiwi.
Leburkan lah sekat di antara kita, satukan semangat juang! Bersatu padu dalam memajukan Indonesia!
Subscribe to:
Posts (Atom)